Setelah Batman, Spiderman, Ironman, dan Superman, satu lagi pahlawan ikonik Amerika hadir menghiasi bioskop di musim panas ini. Bukan dengan kepiawaian terbang atau kecanggihan teknologi robot yang menyatu dengan otak manusia. Tapi, pahlawan bertopeng dari Old West yang muncul dengan kuda stallion putih bernama silver dan Ke-mo sah-bee (kawan yang sangat dipercaya) berkulit merah.
Ya, itulah karakter legenda Lone Ranger, yang bermula dari kisah drama radio era 1933 di radio WXYZ yang diadopsi serial televisi populer hingga sewindu (1949-1957) dan dibawa ke layar lebar di tahun 1956 dan 2003 silam.
Setelah
satu dekade, aksi Texas Ranger John Reid dan Tonto
dihidupkan kembali oleh duet Gore
Verbinski dan Jerry Bruckheimer (sutradara dan produser Pirates of the
Caribbean)
lewat kisah fiksi klasik The Lone Ranger.
Film yang bercerita tentang
transformasi seorang Ranger menjadi
pahlawan bertopeng dengan julukan The Lone Ranger bersama pejuang asli Amerika bernama Tonto untuk
menegakkan keadilan .
Dalam
versi radio, nama George Seaton, Earle Graser, dan Brace Beemer begitu populer.
Pun dengan versi layar kaca yang mengorbitkan nama Clayton Moore sebagai Lone
Ranger, dan sosok Tonto lewat peran John Todd, Roland Parker, dan Jay
Silverheels.
Tapi versi film terbaru yang dirilis
rabu (3/7) di bioskop ini, betul-betul berbeda dari versi sebelumnya. Selain efek visual memukau ala
LucasArts, di film dengan biaya 260 Juta dollar AS ini lebih menonjolkan sosok Tonto ( dimainka Johnny Depp), ketimbang sang tokoh utama The Lone Ranger (dimainkan Armand Douglas Hammer atau Armie Hammer).
Dalam “dongeng dari Old West” kali ini, sutradara
Gore Verbinski sengaja memasang Tonto lebih dari sekadar mitra sang hero.
Lelaki Indian itu menjadi narator yang mengajak penonton mendapatkan kisah awal mantan
penegak hukum John Reid menjadi seorang
legenda Lone Ranger yang muncul untuk melawan ketidakadilan dan kejahatan di tahun 1869 dalam petualangan seru
nan
kocak .
Ini terlihat dalam adegan awal ketika Tonto memimpin
pertarungan berbahaya di kereta berjalan, saat melarikan diri dari penjahat,
sementara sang pahlawan bertopeng, menjelma menjadi sosok naif yang tidak sadar
dalam bahaya.
"Cerita itu sudah diketahui orang banyak, tapi
kami belum pernah mendengarnya dari sosok yang ada di lokasi. Ini bukan sejarah
yang diceritakan dari stasiun radio, studio film, atau jaringan Anda, tapi ini
diceritakan dari Tonto dan kenangan dan ingatannya yang mungkin saja
dipertanyakan ," ujar Gore Verbinski
yang mengaku punya “banyak pintu”
untuk mendongeng tanpa mengubah elemen inti seperti topi putih dan topeng
keadilan, Silver dan peluru perak.
Fantasi Kelam
Tak hanya itu, The Lone Ranger dibuat dengan ciri khas film fantasi kelam bergaya dark yang menjadi cirri khas Verbinksi. Itu kita lihat juga pada film garapannya The Ring dan tiga film pertama Pirates of the Caribbean.
Untuk merepresentasikan dan menghidupkan Tonto, lagi-lagi Verbinski memilih aktor mahal Hollywood Johnny Deep yang konon memiliki darah suku asli Amerika yang tahun lalu menjadi anggota kehormatan suku Indian Comanche di Albuquerque, New Mexico dan menjabat marshal besar Comanche di Oklahoma.
"Sejak kecil, aku melihat seri Lone Ranger di televise dan aku selalu mengaguminya. Aku suka Jay Silverheels. Opini mengenai penduduk asli Amerika telah lama salah dipahami dalam sejarah perfilman. Jadi menurutku film ini adalah kesempatan yang tepat untuk membalikkan presepsi tersebut dalam benak penonton," ungkap Johnny Deep seperti dikutip Digital Spy.
Pesona Depp dalam The Lone Ranger memang dominan tapi tanpa “mengurangi” pamor bintang utama aktor pendatang baru Armie Hammer ( bermain dalam The Social Networks). Sejumlah bintang papan atas Hollywood juga terlibat seperti Tom Wilkinson (Batman Begins), William Fichtner (The Dark Knight), James Badge Dale (Iron Man 3), dan Helena Bonham Carter (Dark Shadows, Les Misérables).
Film koboi termahal ini juga semakin lengkap dengan latar
replica
kota Old West yang dibuat semirip aslinya. Lihat misalnya terowongan dan jalur
kereta sepanjang 200 kaki dengan dua kereta api seberat 250 ton lebih. Dan
meninggalkan penggunaan teknik komputer CGI atau
miniatur untuk adegannya.
"Film ini adalah kisah epik dan saya tidak
ingin membuatnya terlalu indah dan terlalu cantik. Kita semua tahu bagaimana
bentuk kereta dan kuda, jadi saya ingin menangkap gambar kereta dan kuda dan
melakukannya dengan cara kuno,” ungkap sang sutradara.
Cara inilah yang membuat proyek film The Lone Ranger yang seharusnya selesai diproduksi dua tahun
lalu tersendat karena Walt Disney
mengencangkan “ikat pinggang” hingga menunda syuting pada Februari tahun lalu
dan baru bisa dirilis awal Juli ini.
Menariknya, film ini mengusung kembali tim film mega-blockbuster Disney, Pirates of the Caribbean melalui kolaborasi Johnny Depp, Gore Verbinski, produser Jerry Bruckheimer, penulis skenario Ted Elliott dan Terry Rossio yang berhasil membawa sekuel film itu menjadi salah satu film terlaris sepanjang masa.
Meski film ini terbantu secara
komersil dengan kehadiran Johnny Deep, polesan The Lone Ranger hampir tak
memiliki “warna” baru dan lebih terkesan sebagai kemasan lain Pirates of the Caribbean lewat aksi humor ala Jack
Sparrow.
Ya, memang banyak kemiripan. Seperti
gaya
dan kostum Indian dengan wajah bercat putih yang terinsiprasi
dari lukisan Kirby Sattler ini sekilas mirip
kapten Jack Sparrow. Pun dandanan unik
dan nyentrik koboi masa lalu untuk disodorkan pada khalayak abad ke-21.
-Non- 070713
Tidak ada komentar:
Posting Komentar