Pages

Jumat, 26 Oktober 2012

Kopi Lokal juga Nikmat



Sari kopi mandheiling itu menetes tiap dua detik di cold brew drip tower yang berada di atas meja barista. Sudah sekitar lima jam alat peramu kopi yang diboyong langsung dari Jepang mengekstrasi kopi arabika asal Sumatera menjadi menu cold brew coffee.



Rasa spicy, herbs dan acid  hasil seduhan cold brew selama lima jam itu  hanya satu dari banyak macam cara meracik dan menyeduh kopi yang ditawarkan Hardjono Tjandra di coffe house miliknya. 

Selain cold brew drip tower , berbagai perlengkapan untuk menyeduh kopi seperti mesin espresso La Marzocco , mesin roasting, beberapa syphon bejana kaca  dipajang di sepanjang meja bar.  Tak ketinggalan biji kopi single origin  dari beberapa daerah Indonesia yang siap digiling ini terkoleksi apik dalam toples kaca yang memuat detail waktu pengsangrayan untuk menjaga kualitas produknya.

 Selera kopi tiap orang berbeda-beda karena itu kami menyediakan 10 macam cara untuk meracik kopi dan menyajikan yang bisa divariasi sesuai keinginan dan selera konsumen. Cara pembuatannya pun bisa disaksikan langsung,” jelasnya.
Mandheiling cold brew
Ya. meski banyak kedai kopi yang menawarkan kopi impor dari berbagai negara penghasil kopi terbaik di dunia, pemilik The Blue Lotus Coffee House justru memutar haluan dan ‘’bermain’’ dengan produk kopi-kopi lokal Indonesia.

Bukan hanya strategi bisnis semata, tapi juga mengangkat kopi lokal special agar lebih dikenal konsumen. “Kopi Indonesia tak kalah nikmat dibanding kopi dari luar karena kita mempunyai kopi terbaik dunia seperti mandheiling, java arabica dan kalosi Toraja. 

Menurutnya, kalangan penikmat kopi sudah mengetahui kualitas kopi yang bagus karena berpengalaman mencicipi hampir semua jenis kopi dari belahan dunia.  “Kualitas kopi tidak bisa dibohongi. Yang pengalaman pasti tahu bedanya. Kualitas biji kopi dari luar juga banyak yang jelek. Saya sering memilih satu-satu biji kopinya  dan membuang dan membuang,” imbuh chief barista yang sering meracik kopi untuk tamunya. 

Tak hanya itu, pemilik The Blue Lotus Coffee House ini ingin memberikan sensasi lain dari hanya sekedar ngopi. Disini tidak hanya minum kopi, tetapi kita dapat dikenalkan dengan berbagai jenis biji kopi, kualitas, tata cara memilih, menggoreng, menggiling biji kopi.

Dan hingga kini belum banyak kedai kopi di Semarang yang melihat potensi itu. Hanya beberapa tempat yang fokus pada kopi spesial dengan peracikan yang berbeda. Itu artinya, para penikmat kopi menjadi market potensial untuk kopi dengan kualitas yang bagus dan optimal. “Ada 50 langkah dari mulai pemetikan buah cherry hingga siap diminum. Itu kan butuh perjalanan panjang. Jadi, kopi bukan hanya sekadar minum. Tapi juga menikmati kopi khas racikan kami.”

 ***
Bisa Meracik Sendiri…



Anda ingin minum kopi dengan rasa spesial dan sesuai dengan selera Anda? Jangan berkecil hati. Tak hanya para barista di kedai kopi kenamaan hingga kopi pinggir jalan yang bisa meracik kopi dengan aroma dan citarasa spesial. Andapun bisa meraciknya sendiri.

“Rasa kopi itu itu tergantung pada personal taste atau selera masing-masing. Setiap orang berbeda. Tapi untuk menghasilkan kopi standar sebaiknya menggunakan biji kopi baru atau tidak terlalu lama disangrai,” ujar Hardjono Tjandra.

Pengamat kopi Moelyono Soesilo menambahkan, bahwa citarasa kopi tidak hanya tergantung  pada kualitas biji kopi pilihan. Kenikmatan mendapatkan hasil kopi yang optimal juga diperoleh dari proses penyajiannya yang tepat. 

Sebenarnya ada standar meracik meski dilakukan dengan cara sederhana.“Ketika menyeduhnya, sebaiknya menggunakan air mendidih yang sudah didiamkan sekitar semenit, baru dituang atau di seduh ke kopi.”
Setelah diseduh, tutup kopi selama 2-3 menit agar aroma dalam kopi tersebut  tidak hilang sebelum ditambah gula sesuai selera.”Waktu mengaduknya pun dengan cara memutar pelan sehingga kopi bisa larut dengan sempurna, imbuh lelaki yang sudah 20 tahun berkecimpung di komoditas kopi ini.

Meracik kopi
 Selain itu, juga tidak membiarkan kopi  tanpa diminum hingga lebih dari 15 menit agar kenikmatan dan citarasanya tak hilang. “Kopi-nya akan terasa lebih asam dan tidak enak. Kalau exspresso, idelnya langsung diminum pada menit pertama karena setelah tiga menit berselang rasanya akan menghilang.”  

Maka, kopi spesial yang diseduh akan menyebarkan ciri khas aroma sesuai daerah kopi itu berasal seperti rempah-rempah atau kandungan herbal dengan komposisi kekentalan seimbang. “Dan after taste, itu bekas yang tertinggal yang bisa diingat. Seperti ketika dua tahun lalu saya minum expresso di italia, saya masih ingat rasanya hingga kini. Sampai nggak bisa ngomong karena terkesima dengan taste-nya.”

Jadi meskipun bukan barista handal, seseorang pun bisa meracik minuman berwarna gelap ini dan menyeduhnya agar aroma dan citarasa dalam kopi tetap menempel hingga tetes terakhir.

Tapi, ada saran saran bagi pemula yang ingin mencoba menjadi penikmat kopi. Cicipilah kopi pahit tanpa gula karena rasa manis yang terbungkus dalam tebu bisa mempengaruhi rasa pada minuman kopi.
“Caranya seperti mencicipi anggur saja,” imbuh Hardjono. 

Noni Arnee




Tidak ada komentar: