Pages

Rabu, 13 Maret 2013

Senja di Kursi Panjang


berdiri di "kupang" alias kursi panjang


Orang Papua memang pintar memberi nama tempat dengan istilah unik dan membuat penasaran. Jika di Jakarta, SOGO menjadi  mal terkenal kalangan berduit untuk membelanjakan uangnya, di Abepura terkenal dengan mal SAGA. Tidak hanya itu, saya pernah terperangah melihat Tembok Berlin berdiri kokoh di pantai Sorong. 
Tembok pembatas yang mengitari bibir pantai ini memang punya nama yang sama dengan tembok di Jerman yang sudah runtuh puluhan tahun lalu. Lokasi  ini menjadi tempat nongkrong  muda mudi menghabiskan malam sambil menikmati hidangan makanan laut.

Bagaimana di Jayapura? Anak muda di kota ini pun tak kalah. Mereka juga punya tempat wajib untuk cuci mata. Tempat nongkrong favorit yang sangat terkenal di kalangan anak baru gede Jayapura ini ada di kupang.
”Ayo, kamu juga harus ke kupang. Tempatnya asyik,” begitu ajakan Robert Vanwi, kolega yang menemani berkeliling Jayapura.
Memang, warga Kota Jayapura biasa menyebutnya dengan kupang. 

Tapi, kupang yang dimaksud bukanlah Kota Kupang ibukota Nusa Tenggara Timur. Nama ini hanyalah sebuah akronim dari kursi panjang yang menjadi hiburan gratis yang cukup menyegarkan untuk menikmati birunya laut pasifik di kawasan Teluk Humboldt yang ramai dengan pemandangan kapal-kapal besar. 

Kursi yang berada persis di bibir pantai Dok II yang berada di depan kompleks kantor Gubernuran Propinsi Jayapura bukan kursi biasa. Disebut kursi panjang ini karena memang kursi yang terbuat dari beton berlapis keramik warna hijau tua mempunyai panjang  hingga mencapai 500-an meter. Pohon palem berjejer dibeberapa bagian di sepanjang jalur juga mempercantik tempat ini.
Seperti di Gedung Berlian di Jalan Pahlawan Semarang, di halaman Kantor Gubernur di tepi Teluk Yos Sudarso juga menjadi ruang publik dan seringkali diselenggarakan panggung hiburan gratis. Sebagian warga bahkan juga bermain air dan berenang di dinginnya air pantai.


Tempat yang juga dikenal dengan pantai gubernur ini memang sudah terkenal sebagai tempat bersantai menghabiskan senja. Tidak hanya dipadati ketika malam minggu, ketika menjelang sore, banyak pasangan muda, sekumpulanan orang, bahkan ada yang asyik sendirian sedang duduk-duduk santai di kursi panjang ini.  Jadi jangan heran melihat  pemandangan orang duduk berjejer hanya duduk melihat pemandangan dan kapal di sekitar pelabuhan. “Biasanya untuk tempat janjian, ngobrol atau sekadar menikmati pemandangan,” jelas Robert. 
 
Tidak di pungkiri bahwa pantai ini memiliki pemandangan sunset dan sunrise yang di cari para wisatawan ataupun masyarakat lokal. Namun sayang sekali pemandangan indah ini tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai. PKL yang menyediakan jajanan di sekitar kawasan ini tak tertata rapi. Sampah yang berserakan dan bekas botol minuman yang terlihat mengapung disekitar bibir pantai juga dibiarkan membuat pantai indah ini terkesan kotor. 
tempat wisata n berenang
Semoga saja pemerintah tidak bosan menggelorakan kampanye ”Save The Port Numbay Green” di tempat ini.


Tidak ada komentar: