berdiri di "kupang" alias kursi panjang |
Tembok pembatas yang mengitari bibir pantai ini memang punya nama yang sama dengan tembok di Jerman yang sudah runtuh puluhan tahun lalu. Lokasi ini menjadi tempat nongkrong muda mudi menghabiskan malam sambil menikmati hidangan makanan laut.
Bagaimana di
Jayapura? Anak muda di kota ini pun tak kalah. Mereka juga punya tempat wajib
untuk cuci mata. Tempat nongkrong favorit yang sangat terkenal di kalangan anak
baru gede Jayapura ini ada di kupang.
”Ayo, kamu juga harus ke kupang.
Tempatnya asyik,” begitu ajakan Robert Vanwi, kolega yang menemani berkeliling
Jayapura.
Memang, warga Kota Jayapura biasa
menyebutnya dengan kupang. Tapi, kupang yang dimaksud bukanlah Kota Kupang ibukota Nusa Tenggara Timur. Nama ini hanyalah sebuah akronim dari kursi panjang yang menjadi hiburan gratis yang cukup menyegarkan untuk menikmati birunya laut pasifik di kawasan Teluk Humboldt yang ramai dengan pemandangan kapal-kapal besar.
Kursi yang berada persis di bibir pantai Dok II yang berada di depan kompleks kantor Gubernuran Propinsi Jayapura bukan kursi biasa. Disebut kursi panjang ini karena memang kursi yang terbuat dari beton berlapis keramik warna hijau tua mempunyai panjang hingga mencapai 500-an meter. Pohon palem berjejer dibeberapa bagian di sepanjang jalur juga mempercantik tempat ini.
Seperti di Gedung
Berlian di Jalan Pahlawan Semarang, di halaman Kantor Gubernur di tepi Teluk Yos
Sudarso juga menjadi ruang publik dan seringkali diselenggarakan panggung
hiburan gratis. Sebagian warga bahkan juga bermain air dan berenang di
dinginnya air pantai.
Tempat yang juga dikenal dengan pantai gubernur ini memang
sudah terkenal sebagai tempat bersantai menghabiskan senja. Tidak hanya
dipadati ketika malam minggu, ketika menjelang sore, banyak pasangan muda,
sekumpulanan orang, bahkan ada yang asyik sendirian sedang duduk-duduk santai
di kursi panjang ini. Jadi jangan heran melihat pemandangan orang duduk berjejer hanya duduk
melihat pemandangan dan kapal di sekitar pelabuhan. “Biasanya untuk tempat
janjian, ngobrol atau sekadar menikmati pemandangan,” jelas Robert.
Tidak di
pungkiri bahwa pantai ini memiliki pemandangan sunset dan sunrise yang di cari para
wisatawan ataupun masyarakat lokal. Namun sayang sekali pemandangan indah ini tidak
dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai. PKL yang
menyediakan jajanan di sekitar kawasan ini tak tertata rapi. Sampah yang
berserakan dan bekas botol minuman yang terlihat mengapung disekitar bibir
pantai juga dibiarkan membuat pantai indah ini terkesan kotor.
tempat wisata n berenang |
Semoga saja pemerintah tidak bosan
menggelorakan kampanye ”Save The Port
Numbay Green” di tempat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar