Pages

Kamis, 24 Desember 2009

9 Desember

Berbagai elemen masyarakat hari ini turun ke jalan memperingati hari antikorupsi Internasional yang diperingati setiap 9 Desember. Selain di Jakarta, aksi ini dilakukan di seluruh Indonesia, tidak hanya di kota besar tapi juga di daerah-daerah.

Unjuk rasa memperingati hari anti korupsi di berbagai kota di seluruh Indonesia, umunya berlangsung lancar. Di Jakarta 14 tempat menjadi konsentrasi aksi damai, diantaranya di Bundaran HI, di depan Istana Presiden, di depan Gedung DPR, dan di Gedung KPK. Di depan Istana Merdeka, sejumlah masasa membakar foto Menteri Keuangan Sri Mulyani dan wakil Presiden Budiono yang mereka tuding terlibat dalam skandal Bank Century.

Di bawah penjagaan ketat aparat, massa memulai aksinya dengan berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia, lalu melangsungkan aksi jalan kaki di silang Monumen Nasional. Massa umumnya berasal dari sekitar 45 elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Bersatu (GIB) dan Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak). Sejumlah tokoh terkemuka tampak hadir pula. Antara lain Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, pengamat komunikasi Effendi Gazali, penyanyi Iwan Fals, Eddy Kondoligit, sejumlah pesohor ibukota, serta sejumlah politikus.

Sebagaimana direncanakan, demonstrasi massa ini berlangsung tanpa orasi. Acara hanya diisi dengan pembacaan puisi, menyanyikan lagu kebangsaan, pembacaan doa lintas agama dan deklarasi indonesia bersih.

Unjuk rasa yang perencanaannya memunculkan kehebohan dan kontroversi ini dihadiri ribuan orang, kendati jauh di bawah jumlah 100 ribu orang sebagaimana ditargetkan sebelumnya oleh Kompak, pengagasa aksi ini. Namun Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Kompak Fadjroel Rachman menyatakan, sasaran mereka tidak meleset jauh.

„Kalau dikaitkan di seluruh indonesia artinya di 33 propinsi jumlahnya mendekati dari yang kami ramalkan. Aksi hari ini sebenarnya sudah luar biasa. Ini berarti kami sudah merayakan hari anti korupsi sedunia di 33 propinsi dan 400 kabupaten kota bersama di seluruh dunia.“

Beberapa hari sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku mendapat informasi lengkap bahwa tzanggal 9 Desember ini akan berlangsung sebuah gerakan sosial. Ia menambahkan, banyak tokoh dan politikus lama akan turut ambil bagian dalam gerakan yang menunggangi unjuk rasa anti korupsi itu.

Fajroel Rachman dari Kompak menyatakan, tudingan itu tidak terbukti.
"Sangat luar biasa, ini adalah penghargaan terbesar kepada rakyat indonesia bahwa kita, mereka berhasil menunjukkan bahwa kita bangsa yang beradab, masyarakat sipil yang beradab. Jadi tuduhan dari Susilo Bambang Yudhoyono sama sekali tidak terbukti bahwa aksi ini akan menuju makar, sama sekali tidak terbukti."

Faroel menambahkan, aksi hari ini akan dijadikan momen untuk mencermati penanganan beberapa kasus besar yang menyedot perhatian banyak pihak seperti kasus bank century dan pembuatan undang-undang terbalik untuk memberantas korupsi.

Selain massa Gerakan Indonesia Bersih, ratusan masa pendukung SBY pun turun ke jalan di sekitar Monas, namun mengambil jarak dari masa Gerakan Indonesia Bersih yang cenderung kritis pada SBY. Masa pendukung SBY itu antara lain berasal dari kelompok Aliansi Rakyat Untuk SBY (Arus), Lumbung Informasi Rakyat LIRA, Gerakan Anti Korupsi (Gebrak) dan Aliansi Kepedulian Rakyat untuk Kemapanan Bangsa (Akrab).

Berbagai aksi serupa berlangsung juga di Medan, Palembang, Bandung, Yogyakarta, Makassar bahkan Jayapura .

Sementara itu, Berbeda dengan tahun sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK menggelar renungan dan refleksi dalam rangka Hari Antikorupsi Sedunia dengan sederhana dan bersifat internal bagi pegawai KPK.

Deutsche Welle / Indonesian Programme

Tidak ada komentar: