Udara dingin
masih terasa menusuk tulang meski matahari sudah menyembul dan waktu menunjukkan pukul 10 pagi, ketika kami memutuskan keluar dari hotel Novus
di kawasan Cipanas, Bogor. Dan menyusuri jalan beraspal berkelok dengan pemandangan
kabut tebal gunung Gede dan Pangrango.
Tidak hanya kami, kawasan puncak dan sekitarnya memang selalu ramai dikunjungi dan menarik perhatian wisatawan lokal untuk menghilangkan kepenatan. Maklum, kawasan pegunungan yang terletak di kabupaten Cianjur ini memiliki banyak obyek wisata menarik yang jaraknya berdekatan. Papan petunjuk obyek wisata yang terpampang di kanan kiri jalan utamapun memudahkan wisatawan mengunjungi tempat yang disukai.
Tidak hanya kami, kawasan puncak dan sekitarnya memang selalu ramai dikunjungi dan menarik perhatian wisatawan lokal untuk menghilangkan kepenatan. Maklum, kawasan pegunungan yang terletak di kabupaten Cianjur ini memiliki banyak obyek wisata menarik yang jaraknya berdekatan. Papan petunjuk obyek wisata yang terpampang di kanan kiri jalan utamapun memudahkan wisatawan mengunjungi tempat yang disukai.
Salah satu yang menarik perhatian, papan petunjuk obyek
wisata Taman Bunga Nusantara yang berukuran besar. Penasaran juga, seperti apa keindahan taman
bunga ini.
Hmm..jujur saja,
beberapa kali menghabiskan liburan di kawasan Puncak, obyek wisata ini selalu
terlewat. Hingga akhirnya petunjuk jalan membawa kami masuk pedesaan dengan
jalan aspal dua jalur sempit yang berlubang. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari
tempat kami menginap, tak begitu jauh dari Perumahan Kota Bunga. Tepatnya di jalan
Mariwati KM 7 Desa Kawung-luwuk
Kecamatan Sukaresmi Cipanas, Cianjur.
***
Kedatangan kami
disambut angsa hitam raksasa yang bertengger mengepakkan sayapnya di atas kolam
depan pintu masuk. Patung Black swan
ini adalah maskot taman bunga yang diresmikan oleh Presiden Soeharto
tahun 1995 silam.
Membeli tiket
masuk seharga Rp 20 ribu dengan menyusuri seluruh taman yang luasnya 23 hektar
tentunya bukan pilihan kami. ”Pasti capek.”
Dan memutuskan
mengelilingi taman dengan membeli tiket Garden Trams seharga Rp 25 ribu. Hanya
saja kami harus sabar menunggu antrian selama 20 menit karena armada trams
terbatas.
Setelah mengatur
posisi tempat duduk, trams melaju pelan memasuki
pintu utama. Suara perempuan dari kaset yang diputar di trams menjadi pemandu
kami selama mengelilingi taman mulai menjelaskan dengan detail satu persatu taman
yang dilewati.
trem utk berkeliling ke taman |
Pemandangan
pertama langsung disuguhi keindahan tanaman bunga replika burung merak yang ekornya
disusun berbagai jenis tanaman bunga berwarna-warni. Menurut pemandu otomatis
kami, untuk mengisi topiari merak yang merupakan topiari terbesar di Taman
Bunga Nusantara, dibutuhkan sekitar 25 ribu bunga musiman dari luar negeri,
seperti bunga pentunia. Untuk display karpet dibutuhkan sekitar 60 ribu tanaman
berbunga, yang diganti setiap 2-3 bulan sekali.
Jadi jangan heran
jika berkunjung lagi, akan mendapat
dekorasi warna bunga yang berbeda. Namun sayang sekali, bunga-bunga itu baru
saja ditanam, sehingga tidak bisa menikmati bunganya.
Bunga-bunga ini mendapatkan perawatan ekstra, mulai dari penyediaan lahan, penyiraman, dan pupuk. ”Nggak bisa membayangkan ya, bagaimana pengelola taman bunga ini mengganti seluruh tanaman bunganya yang selalu berubah.”
Bunga-bunga ini mendapatkan perawatan ekstra, mulai dari penyediaan lahan, penyiraman, dan pupuk. ”Nggak bisa membayangkan ya, bagaimana pengelola taman bunga ini mengganti seluruh tanaman bunganya yang selalu berubah.”
Tidak jauh dari
burung merak terdapat jam raksasa berdiameter 4 meter yang disusun dari
berbagai jenis tanaman bunga. Jam Taman yang dirancang teknisi Jepang ini tidak
hanya pajangan belaka tapi juga bergerak dan berdentang setiap setengah jam
sekali diiringi oleh suara bel dan
musik.
Yang bersebelahan
dengan Taman Air, yang berisi tumbuhan air seperti lotus yang berasal dari Asia Timur dan Australia atau
bunga teratai dan teratai raksasa (Victoria amazonica) dari Amerika Selatan.
Selain koleksi Thalia delbata tanaman dari AS bagian tenggara
dan pohon papyrus bahan pembuat kertas bangsa Mesir sejak 2750 SM juga terdapat angsa berwarna putih yang khusus
didatangkan dari Eropa dan angsa hitam asal Australia, serta beberapa burung
belibis dari Belanda.
Trams terus
bergerak pelan memasuki taman dan membawa kami pada masa renaissance abad
ke-17. Ya, di Taman Perancis kami bebas duduk, mengabadikan momen menikmati
hamparan tanaman perdu pendek berbentuk geometris yang menjadi ciri khas pola
taman bunga di negara Prancis yang disebut parteri. Bentuk taman ini seperti
hiasan sulaman yang konon mencerminkan penguasaan mansia terhadap alam.
Taman Perancis |
Belum selesai
menikmati suasana kejayaan Louis XIV, kami terus dibawa melintas ke benua Amerika
untuk menyaksikan country classic garden
suasana pedesaan dan replika semak
berbunga gaya native garden di Taman
Amerika. Taman ini letaknya bersebelahan
dengan air terjun musikal. Namanya memang sesuai dengan airnya terjunnya yang
melenggak lenggok menari mengikuti alunan musik yang terdengar di sekitar air
mancur.
Ternyata, Taman
Bunga Nusantara ini lebih cocok dinamakan taman bunga dunia. Bagaimana tidak, dengan
konsep taman display bunga pertama di Indonesia ini merupakan taman yang
menyajikan berbagai koleksi tanaman bunga yang terkenal dan unik dari berbagai
belahan dunia.
Keindahan taman yang mengoleksi lebih dari 300 varietas bunga dari seluruh dunia ini
memiliki 10 buah taman bunga asri dan tradisional yang dibangun secara khusus
di atas lahan 23 hektar. Termasuk Taman Jepang yang dilengkapi tembok tinggi bercat putih atau benteng putih,
kolam, pagoda atau gazebo serta tanaman yang dipola dan dipangkas rapi.
Taman Bali dengan
ciri bangunan khas seperti candi bentar atau gapura, bale bengong serta kul-kul
khas Bali. Taman Mediterania, Taman Palem
yang memiliki lebih dari 100 varietas palem dari berbagai penjuru dunia,
seperti palem botol, palem phoniex, dan palem washingtonia robusta. Rumah kaca yang dibangun tenaga ahli Belanda dengan jumlah panel kaca
sebanyak 3 ribu unit. Atau Taman mawar yang warna-warni bunga mawar dari
berbagai jenis seperti Hybrid Tea Roses yang berasal dari Amerika dan Australia.
Keunikan lainnya adalah nama dari mawar-mawar tersebut diambil dari orang-orang
populer seperti Dolly parton, Bing Crosby, dan John F. Kennedy.
Taman Labirin, juga salah satu fasilitas yang harus dijajal.
Misteri taman seluas 1 hektar yang diilhami
legenda Theseus yang mencari monster minotaur mengajak kami untuk memecahkan jalan tak berujung dan tersesat
di tengah-tengah lorong tumbuhan setinggi dua meter hingga keluar keringat
dingin untuk menemukan jalan keluarnya. Petualangan seperti Harry Potter dalam turnamen Triwizard memang menjadi sensasi sendiri.
Act like a Harry Potter movie |
Setelah berhasil keluar, menaiki menara pandang setinggi 28
meter yang menyerupai pagoda melengkapi keindahan panorama seluruh taman yang menakjubkan.
Lahan di taman
ini keseluruhan dibagi menjadi beberapa fungsi, yaitu 23 hektare untuk taman
bunga , 7 hektare sebagai taman bermain anak-anak yang meliputi danau angsa,
rafflesia mini theater, gazebo, alam imajinasi, lokasi piknik, amphitheater
(panggung terapung) kereta datto, mobil wira-wiri, 2 hektare untuk taman
pembibitan dan kebun percobaan berbagai jenis bunga dan tanaman tertentu yang
berasal dari daerah subtropis dan negara-negara beriklim dingin di Eropa,
Amerika, dan Australia, dan 3 hektare untuk fasilitas restoran, serta fasilitas
lain seperti poliklinik, nany’s galleria, penginapan dan penunjang lain bagi
anda yang ingin mengadakan acara di halaman rumput yang luas. Jadi tidak
hanya tanaman bunga yang menyuguhkan keelokan dan meyegarkan pandangan,
tapi juga membuat pengunjung betah untuk
berlama-lama.
Taman bunga ini buka setiap
hari dari pukul 08.00 hingga 17.30 WIB tidak hanya sebagai sarana rekreasi dan
edukasi. Tapi sepertinya Taman Bunga Nusantara ini bisa mewujudkan mimpi
keliling dunia dalam waktu sekejap.
***
Patung Black Swan
Odette yang berakhir tragis dengan kematian karena pangeran
yang dinanti dan diharapkan dapat menyelamatkan dirinya dari kutukan justru terkecoh
oleh Odile - seorang putri yang perawakannya menyerupai Odette yang mengepakkan sayap hitam.
Kisah cinta Odette ini adalah kisah tragedi klasik abad 19
dari Rusia yang berjudul ‘Swan Lake’, sebuah cerita yang tak asing
lagi bagi khalayak yang mengikuti perkembangan dan sejarah balet. Kisah ini
juga diadaptasi film drama yang dibintangi Natalie Portman berjudul Black Swan.
Dua cerita yang mempunyai kesamaan alur yang berkisah
seputar pertarungan antara dua hal yang berlawanan yakni kebajikan dan kejahatan lewat pertarungan yang dibentuk melalui peran
ganda Odette/Odile, angsa putih dan angsa hitam
Dan angsa hitam menjadi menarik ketika simbol kejahatan ini
justru dijadikan maskot Taman Bunga Nusantara.
Di taman ini, unggas yang mempunyai leher sangat panjang dan membentuk
huruf "S" dianggap memiliki makna mendalam yang berbanding
terbalik dengan cerita diatas.
”Karakter dan ciri khas angsa hitam atau dalam nama ilmiahnya Cygnus
atratus dipilih karena binatang air ini mempunyai banyak
kelebihan. Selain memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan mudah beradaptasi
dengan lingkungan. Black swan juga
mampu berkembang biak dengan pesat meskipun berada di luar habitat aslinya,”
jelas salah satu penjaga tiket.
Karena itu,
dengan ciri khas tersebut, Taman Bunga Nusantara diharapkan dapat selalu
berinteraksi secara harmonis dengan masyarakat luas serta lingkungannya baik flora
maupun fauna.
Black swan statue |
Selain diabadikan
dalam bentuk patung, angsa hitam ini juga bisa ditemui di danau angsa
yang berada di Taman Bunga Nusantara. Jumlahnya tidak banyak karena binatang
air ini didatangkan langsung dari Australia.
Jadi, tidak
selamanya angsa hitam itu menjadi simbol kekuatan jahat, apalagi unggas yang
pertamakali ditemukan Willem de Vlamingh pada tahun 1697 juga menjadi
lambang resmi provinsi Australia Barat. Spesies ini bahkan juga dilindungi oleh
pemerintah Australia
dan dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red.